Kisah Islami – Yayasan Taman Mandiri Syari'ah https://tamanmandirisyariah.com Yayasan Yatim Piatu Dan Kaum Dhuafa Wed, 08 Apr 2020 00:21:48 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.0.8 https://tamanmandirisyariah.com/wp-content/uploads/2018/10/cropped-ytms-32x32.jpg Kisah Islami – Yayasan Taman Mandiri Syari'ah https://tamanmandirisyariah.com 32 32 Malam Nisfu Sya’ban https://tamanmandirisyariah.com/uncategorized/malam-nisfu-syaban.html https://tamanmandirisyariah.com/uncategorized/malam-nisfu-syaban.html#respond Wed, 08 Apr 2020 00:21:48 +0000 https://www.tamanmandirisyariah.com/?p=1920 , Seraya berkata, ”Hai Muhammad, malam ini pintu pintu langit dibuka. Bangunlah dan Sholatlah, angkat kepalamu dan tadahkan

The post Malam Nisfu Sya’ban appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
,
Seraya berkata, ”Hai Muhammad, malam ini pintu pintu langit dibuka. Bangunlah dan Sholatlah, angkat kepalamu dan tadahkan dua tanganmu kelangit .”

Rasulullah SAW bertanya,” Malam apa ini Jibril ?”

Jibril menjawab :
”Malam ini dibukakan 300 pintu Rahmat.
Tuhan mengampuni kesalahan orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali tukang sihir, tukang nujum, orang bermusuhan, orang yang terus menerus minum khamar (arak atau minuman keras), terus menerus berzina, memakan riba, durhaka kepada Ibu Bapak, orang yang suka mengadu domba dan orang yang memutuskan silaturahim,
Tuhan tidak mengampuni mereka sampai mereka Taubat dan meninggalkan kejahatan mereka itu .”

Rasulullah pun keluar rumah, lantas mengerjakan Sholat (sendirian) dan menangis dalam sujudnya, seraya berdoa :

” Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Azab dan siksa-Mu serta kemurkaan-Mu tiada kubatasi pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu Maka, bagi-Mu lah segala puji-pujian itu hingga Engkau Rela.” (Hadist Riwayat-Abu Hurairah)

Wallahu’alam bissowab.

Karena pada malam itu Allah Ta’ala menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi terutama kepada hamba”Nya yang Shaleh.

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no.1893)

The post Malam Nisfu Sya’ban appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/uncategorized/malam-nisfu-syaban.html/feed 0
INILAH 6 KEUTAMAAN BERDO’A KEPADA ALLAH https://tamanmandirisyariah.com/hadist/inilah-6-keutamaan-berdoa-kepada-allah.html https://tamanmandirisyariah.com/hadist/inilah-6-keutamaan-berdoa-kepada-allah.html#respond Fri, 27 Oct 2017 04:09:41 +0000 https://www.tamanmandirisyariah.com/?p=392 Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz Bismillah. Secara bahasa, DO’A berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut

The post INILAH 6 KEUTAMAAN BERDO’A KEPADA ALLAH appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Bismillah. Secara bahasa, DO’A berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati.

Sedangkan menurut istilah syar’i, DO’A berarti permohonan seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan sepenuh hati. Dan diartikan pula dengan pensucian, pemujaan dan semisalnya.

(lihat kitab syuruthu ad-du’a wa mawani’u al-ijabah, karya Syaikh Sa’id bin Ali Al-Qohthoni, hlm. 5)

Doa memiliki keutamaan dan faedah yang tak terhitung, kedudukannya sebagai satu bentuk ibadah sudah cukup menjadi bukti keutamaannya.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan berdoa kepada Allah. Diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Doa adalah ibadah itu sendiri.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

اَلدُّعَاءُ هُوَ اْلعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah.”

(HR. Abu Daud I/466 no.1479, Tirmizi V/374 no.3247, Ibnu Majah II/1258 no.3828, dan Ahmad IV/267 no.18378, dan An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu. Dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani)

Meninggalkan doa adalah bentuk menyombongkan diri dari menyembah Allah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”.

(QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)

2. Doa itu menunjukan sikap tawakal kepada Allah Ta’ala.

Hal itu dikarenakan orang yang berdo’a dalam kondisi memohon pertolongan kepada-Nya, menyerahkan urusan hanya kepada-Nya bukan kepada yang selain-Nya. Sebagaimana doa juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan bentuk pemenuhan akan perintah-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.

(QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)

3. Doa juga merupakan senjata yang kuat yang digunakan seorang muslim dalam mencari kebaikan dan menolak bahaya dan keburukan.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِى أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ ».

“Barang siapa di antara kalian telah dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah diminta sesuatu yang lebih Dia senangi dari pada diminta kesehatan (atau keselamatan).”

وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ »

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.”

(HR. At-Tirmidzi V/552 no.3548, dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma. Dihasankan oleh syaikh Al-Albani)

4. Doa adalah senjata yang digunakan para Nabi dalam menghadapi situasi dan keadaan yang sulit.

» Begitu pun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Badar, ketika beliau melihat jumlah kaum musyrikin sebanyak seribu orang sedangkan pasukan Islam berjumlah tiga ratus sembilan belas orang, beliau segera menghadap ke Kiblat seraya mengangkat kedua tangannya berdoa:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ ». فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ. وَقَالَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ

“Ya Allah wujudkanlah untuk kami apa yang engkau janjikan, ya Allah berikanlah kepada kami apa yang engkau janjikan, ya Allah jika sekumpulan kaum muslimin ini binasa, maka tidak ada yang akan menyembah engkau di muka bumi ini.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terus melantunkan doa seraya membentangkan kedua tangan beliau menghadap ke kiblat hingga selempangnya jatuh, maka datanglah Abu Bakar mengambil selempang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan meletakkannya di atas pundaknya dan menjaganya dari belakang dan berkata: “Wahai Nabi Allah, doa engkau kepada Tuhanmu sudah cukup, karena Dia pasti akan mewujudkan apa yang Dia janjikan untukmu.”

(HR. Muslim III/1383 no.1763, dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu)

» Demikian pula Nabi Ayub ‘alaihissalam, ia menggunakan senjata doa ketika mengalami berbagai macam cobaan, terisolir dari manusia, tidak ada lagi yang menyayanginya selain istrinya sendiri, dalam kondisi seperti itu ia tetap bersabar dan mengharap ridho Allah, dan ketika cobaan itu telah berlarut lama, ia berdoa:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (84)

“Dan (ingatlah kisah Nabi) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kami pun memperkenankan seruan (doa)nya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”.

(QS: Al-Anbiya’ : 83-84)

5. Doa dapat menghilangkan kegelisahan dan kesedihan, menjadikan hati lapang, dan mempermudah urusan.

Dalam berdoa, seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya, mengakui kelemahan dan ketidak berdayaannya, mengungkapkan rasa butuhnya kepada Pencipta dan Pemiliknya, doa juga sarana untuk menghindari murka Allah Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَیْهِ

“Barang siapa tidak mau meminta kepada Allah, niscaya Dia akan marah kepadanya.”

(HR. Ahmad II/442 no.9699, dan At-Tirmidzi V/456 no.3373, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dan dihasankan syaikh Al-Albani)

Alangkah indahnya ungkapan seorang penyair:

Janganlah engkau meminta manusia satu kebutuhan,

Mintalah kepada yang pintu-Nya tak pernah tertutup.

Allah marah jika engkau tidak meminta-Nya,

Sedang manusia justru marah ketika diminta.

6. Doa juga menjadi senjata bagi orang-orang yang terzholimi (teraniaya), ia adalah tempat berlindung bagi orang-orang lemah yang putus harapan, tertutup segala pintu di hadapannya.

Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan:

“Apakah engkau meremehkan doa dan memandangnya sepele,

Padahal engkau tidak tahu apa yang diperbuat doa.

Ia adalah anak panah-anak panah malam yang tak kan meleset,

Akan tetapi ia memiliki masa dan masa itu ada penghujungnya”.

Demikian pelajaran yang dapat kami sampaikan pada pagi hari ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan semoga kita semakin semangat untuk memperbanyak doa, memohon segala kebaikan di dunia dan akhirat hanya kepada Allah yang Maha Kaya lagi Maha Mampu atas segala sesuatu. Amiin.

(Tangerang, 27 Oktober 2017)

The post INILAH 6 KEUTAMAAN BERDO’A KEPADA ALLAH appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/hadist/inilah-6-keutamaan-berdoa-kepada-allah.html/feed 0
DOA PENENANG HATI DAN PENGHILANG KESEDIHAN DAN KESUSAHAN https://tamanmandirisyariah.com/hadist/doa-penenang-hati-dan-penghilang-kesedihan-dan-kesusahan.html https://tamanmandirisyariah.com/hadist/doa-penenang-hati-dan-penghilang-kesedihan-dan-kesusahan.html#respond Fri, 27 Oct 2017 04:03:58 +0000 https://www.tamanmandirisyariah.com/?p=389 Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz Bismillah. Do’a dan Dzikir kepada Allah adalah ibadah yang sangat agung dan memiliki

The post DOA PENENANG HATI DAN PENGHILANG KESEDIHAN DAN KESUSAHAN appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Do’a dan Dzikir kepada Allah adalah ibadah yang sangat agung dan memiliki banyak faedah dan keutamaan bagi pelakunya baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karenanya, seorang muslim sudah semestinya bersikap istiqomah (kontinue) dalam memperbanyak doa dan dzikir di saat senang maupun sedih, dalam keadaan lapang maupun sempit, dan sehat maupun sakit.

Allah Ta’ala akan senantiasa mendengar dan mengabulkan setiap DOA yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya yang beriman.

Allah ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [berdoa kepada-Ku] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS al-Mu’min/Ghafir, ayat: 60).

Apabila seorang muslim berdoa kepada Allah, niscaya Allah Maha Mampu untuk mendatangkan manfaat dan kebaikan baginya, dan Dia Maha Mampu pula dalam mencegah dan menghilangkan keburukan apapun darinya, seperti kesedihan, kegelisahan, kesulitan, bencana dan musibah.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
Artinya: “atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. an-Naml, ayat 62).

Demikian pula halnya DZIKIR kepada Allah, ia merupakan sebab hati menjadi lapang dan jiwa menjadi tenang, tentram dan bahagia.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du, ayat 28).

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa DOA PENENANG HATI & PENGHILANG KESEDIHAN berdasarkan hadits-hadits yang Shohih:

» DOA PERTAMA:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ

» HURUF LATINNYA:

Allahumma Innii ‘Abduka, ibnu ‘Abdika, ibnu Amatika, Naashiyati Biyadika, Maadhin fiyya Hukmuka, ‘Adlun fiiya Qodlo-uka, As-aluka Bikulli Ismin, Huwa Laka, Sammaita Bihi Nafsaka, Au Anzaltahu fii Kitaabika, Au ‘Allamtahu Ahadan Min Kholqika, Awista’tsarta Bihi Fii ‘ilmil Ghoibi ‘indaka, An Taj’alal Qur’ana Robii’a Qolbi wa Nuuro shodri, wa Jala-a Huzni, wa Dzahaaba Hammii.

» TERJEMAHNYA:

“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (anak keturunan nabi Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa, istri nabi Adam). Ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, Qodho-Mu (takdir dan ketetapan-Mu) kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.” (HR. Ahmad dan selainnya. Dan derajatnya di-SHOHIH-kan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).

» DOA KEDUA:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

» HURUF LATINNYA:

“Allohumma Innii A’uudzu Bika Minal Hammi Wal Hazani, Wa A’uudzu Bika Minal ‘Ajzi Wal Kasali, Wa A’uudzu Bika Minal Jubni Wal Bukhli, Wa A’uudzu Bika Min Gholabatid Daini Wa Qohrir Rijaali.”

» TERJEMAHNYA:

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal-hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, sifat lemah dan malas, kikir dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Al-Bukhori).

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua kehidupan yang bahagia dan selamat di dunia dan akhirat. Amiin.

(Tangerang, 27 Oktober2017)

The post DOA PENENANG HATI DAN PENGHILANG KESEDIHAN DAN KESUSAHAN appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/hadist/doa-penenang-hati-dan-penghilang-kesedihan-dan-kesusahan.html/feed 0
KEUTAMAAN MENGASUH DAN MENYANTUNI ANAK YATIM https://tamanmandirisyariah.com/hadist/keutamaan-mengasuh-dan-menyantuni-anak-yatim.html https://tamanmandirisyariah.com/hadist/keutamaan-mengasuh-dan-menyantuni-anak-yatim.html#respond Fri, 27 Oct 2017 03:55:32 +0000 https://www.tamanmandirisyariah.com/?p=387 Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

The post KEUTAMAAN MENGASUH DAN MENYANTUNI ANAK YATIM appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Artinya: Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Imam Al-Bukhari).

(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:

1. Hadits SHOHIH ini menunjukkan kepada kita tentang besarnya pahala Dan keutamaan bagi orang yang mengasuh anak Yatim, yaitu ia akan menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di dalam Surga.

2. Yang dimaksud mengasuh anak Yatim ialah mencakup merawat n memeliharanya, menanggung biaya hidup (makan, minum, n pakaian) dan pendidikannya, membimbingnya dengan bimbingan islami dalam Hal aqidah (keyakinannya), ibadahnya, akhlak n muamalahnya dengan sesama makhluk. Atau bila Tidak mampu membimbingnya sendiri (secara langsung) karena keterbatasan ilmu agama, maka ia berupaya mengarahkan Dan menyekolahkannya di lembaga-lembaga pendikan islami yg bisa dipercaya n dipertanggung jawabkan kelurusan aqidah n pemahamannya thdp agama Islam, serta kurikulum n sistem pendidikannya.

3. Keutamaan dan pahala besar tersebut akan diperoleh bagi siapa pun dari kaum muslimin yang mengasuh anak yatim, baik anak yatim itu adalah anaknya sendiri (dalam hal ini ibu kandungnya), maupun anak yatim dari orang lain. Demikian pula halnya, apakah anak yatim itu termasuk kerabatnya maupun yang tidak ada hubungan kekerabatan sama sekali. Dan jika anak yatim itu dari kerabatnya, maka sudah pasti pahala mengasuhnya lebih besar di sisi Allah ta’ala.

Hal ini berdasarkan hadits Shohih berikut. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Artinya: “Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim).

4. Yang dimaksud anak Yatim menurut pengertian syar’i ialah setiap anak laki-laki atau perempuan yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan anak tsb belum baligh (walaupun ia masih punya ibu kandung).

Berdasarkan pengertian syar’i ini, maka bukan termasuk anak Yatim dalam beberapa keadaan berikut ini:

a. Setiap anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia sudah baligh.

b. Setiap anak yang ditinggal mati oleh ibunya, sedangkan ia masih punya ayah kandung.

c. Setiap anak yang ditinggal pergi oleh ayahnya bukan karena mati. Tapi karena terjadi perceraian dengan ibunya, atau karena ayahnya menikah lagi dengan wanita selain ibu kandungnya, sehingga ia n ibunya ditelantarkan dan tidak diberi nafkah.

5. Tanda-tanda baligh pada anak laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut. Yakni apabila salah satu tanda ini sudah ada, berarti anak tersebut sudah dinyatakan baligh, Yaitu:

a. Mimpi “basah” (yakni mimpi berhubungan badan dengan lawan jenis).

b. Tumbuhnya bulu (rambut) kasar di sekitar kemaluan.

c. Mencapai usia 15 tahun.

d. Keluarnya darah haidh (tanda ini khusus bagi anak perempuan).

6. Beberapa hukum Islam berkaitan dengan anak Yatim, di antaranya:

a. Anak Yatim yang diasuh atau diangkat oleh seseorang tidak boleh dinasabkan kepada orang tua asuh atau orang tua angkatnya, karena pada hakikatnya ia bukan anak kandung.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:
ادْعُوهُمْ لِآَبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آَبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ

Artinya: “Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.” (QS. al-Ahzaab: 5).

b. Anak yatim yang diasuh atau diangkat oleh seorang muslim atau muslimah bukanlah termasuk mahrom baginya. Oleh karenanya, hendaknya para pengasuh yatim atau orang tua angkat menutup aurat di hadapan anak yatim tsb sebagaimana ia menutup aurat dari hadapan orang lain yg bukan mahromnya.

c. Anak Yatim yg diasuh atau diangkat oleh seseorang muslim/muslimah tidak berhak mendapatkan jatah warisan dari orang tua angkatnya jika ia mati, karena pada hakikatnya ia bukan anak kandung n tidak termasuk Ahli Waris.

Demikian beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiah yg dapat kami sebutkan dari Hadits Shohih ini. Smg mudah dipahami n menjadi tambahan ilmu yg bermanfaat bagi kita semua. (Tangerang, 27 Oktober 2017).

The post KEUTAMAAN MENGASUH DAN MENYANTUNI ANAK YATIM appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/hadist/keutamaan-mengasuh-dan-menyantuni-anak-yatim.html/feed 0
7 Hikmah dan Keutamaan Dahsyat Hari Raya Idul Adha https://tamanmandirisyariah.com/kisah-islami/7-hikmah-dan-keutamaan-dahsyat-hari-raya-idul-adha.html https://tamanmandirisyariah.com/kisah-islami/7-hikmah-dan-keutamaan-dahsyat-hari-raya-idul-adha.html#respond Sat, 02 Sep 2017 06:31:37 +0000 http://www.tamanmandirisyariah.com/?p=326 Taman Mandiri Syariah-Hari raya Idul Adha pada tahun 2017 kali ini, akan datang tepat pada hari Jumat tanggal

The post 7 Hikmah dan Keutamaan Dahsyat Hari Raya Idul Adha appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>

Taman Mandiri Syariah-Hari raya Idul Adha pada tahun 2017 kali ini, akan datang tepat pada hari Jumat tanggal 1 September berdasarkan hitungan kalender masehi. Kedatangan hari raya kurban tersebut sebenarnya telah lama menjadi perayaan besar bagi umat Islam.

Mengingat kisah Nabi Ismail ‘alahissalam yang memiliki ketaatan luhur kepada kedua orang tuanya, yaitu Nabi Ibrahim A.S ( ayahnya ) dan Siti hajar ( ibunya ).

Yang mana sewaktu ketika Nabi Ismail harus ridho untuk mengorbankan dirinya guna memenuhi perintah Allah SWT.

Perintah itu datang dikabarkan lewat mimpi sang Ayah, atas seruan dari Allah SWT –agar Nabi Ibrahim segera memenuhi nadzar-nya, yaitu berkenan menyembelih anaknya bernama Ismail.

Padahal beliau amat sayang dengan putranya tersebut, apalagi kala itu Ismail kecil masih berumur 7 tahun. Tapi karena itu semua adalah perintah Allah SWT, akhirnya pengorbanan tetap dilakukan dengan dasar ketaatan.

Tidak ada rasa nikmat sedikit pun jika tidak menaati perintah dari Sang pencipta alam semesta. Karena itulah dibalik sebuah ujian berat itu,

Akhirnya Allah SWT telah mengganti Ismail dengan satu ekor domba, yang sampai hari ini kita peringati dengan sebutan Hari Raya Kurban/Idul Adha.

Dimana setiap orang muslim dianjurkan untuk berkurban dengan menyembelih hewan peliharaan berupa kambing, sapi, dan domba, sebagaimana tuntunan / risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

Semuanya itu pasti terdapat hikmah dan keutamaan jika kita ikut serta memuliakannya bukan? Tidak hanya mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim A.S, tapi berikut adalah beberapa hikmah maupun keutamaan yang dapat kita ambil atas kedatangan hari raya Idul Adha.

1. Saling Berbagi Rizki
Hari raya Idul Adha menjadi hari kebahagiaan bagi seluruh umat Islam di dunia. Karena disini kita akan saling membagi – bagikan rizki, yakni berupa daging hasil sembelihan hewan kurban secara merata.

Bagi setiap orang yang menerima daging kurban tentunya mereka sangat senang. Begitu pula bagi Shahibul Kurban, mereka akan mendapatkan rezeki berlipat ganda sesuai janji Allah SWT di dalam firman-Nya.

2. Berkurban Jadi Jalan Ketaqwaan
Mungkin saja sebelumnya kita merasa kesulitan untuk memiliki ketaqwaan tinggi kepada Allah SWT, semisal : Sulit meninggalkan larangan-Nya, dan merasa hati gundah gelisah karena sering kali meninggalkan perintah-Nya.

Maka hari raya Idul Adha memberi keutamaan untuk menghadapi permasalahan tersebut. Dalam Q.S. Al Hajj ayat 37, Allah SWT berfirman:

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. ”

3. Mendapat Pahala Berlipat Ganda
Sungguh betapa besar ganjaran yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang mau meluangkan untuk berkurban.

Bahkan dalam sesuatu dari hewan yang dikurbankan itu, tidaklah terbuang karena akan digantikan dengan pahala besar di sisi-Nya.

Hal demikian memang didasarkan atas kabar gembira yang disabdakan oleh Rasulullah SAW –dalam hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah R.huma:

“ Pada setiap lembar bulunya ( hewan kurban ) itu kita memperoleh satu kebaikan. ”

Bukan hanya itu, bahkan dalam sebuah riwayat Imam Abul Qasim Al Ashbahani, dari Sahabat Ali bin Abi Thalib R.A, bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Fatimah R.Ha:

“Wahai Fatimah, bangkitlah dan saksikan penyembelihan binatang kurbanmu, Sesungguhnya bagimu pada awal tetesan darah binatang itu sebagai pengampunan untuk setiap dosa, ketahuilah kelak dia akan didatangkan (di hari akhirat) dengan daging dan darahnya dan diletakkan di atas timbangan kebaikanmu 70 kali lipat “.

4. Dijauhkan Dari Neraka
Tiada henti-hentinya Allah SWT memberikan keutamaan, terlebih bagi siapa saja orang yang berkurban dengan penuh keikhlasan.

Dimana pengorbanan itu semata – mata diberikan atas dasar ketaatan dengan rasa penuh kegembiraan, maka kelak Allah SWT akan menjaga mereka semua dari siksaan api neraka. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Al – Husein bin Ali, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa berkurban dengan lapang dada (senang hati) dan ikhlas hanya mengharap pahala dari Allah, maka dia akan diHijab dari neraka “ ( H.R At Thabrani )

5. Pintu Penyelamatan Dunia Akhirat
Mempersiapkan hewan penyembelihan pada hari raya Idul Adha, ternyata terdapat pula hikmah yang didapatkan. Kita akan didekatkan dengan rasa sosial yang tinggi, dimana hal itu akan menjauhkan dari semua rasa terlalu cinta terhadap perkara duniawi.

Perlu diketahui bahwa terlalu cinta terhadap dunia, juga akan berdampak pada kerusakan moral. Karena mampu membutakan rasa saling mengasihi terhadap sesama atau orang yang membutuhkan.

Dengan berkurban pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka akan membuat kita menjadi lebih mengerti betapa bahagianya jika kita memiliki rasa sosial tinggi. Selain itu keutamaan pahala berlipat ganda tentunya akan menjadi tabungan di akhirat kelak.

6. Mengenang Kepatuhan Nabi Ibrahim A.S
Pada hari raya Idul Adha, pastinya terkenang kembali betapa besar ketaatan dan kepatuhan Nabi Ibrahim Alaissalam atas perintah – perintah Allah SWT. Sehingga ia telah berhasil menjalankannya dengan baik.

Maka disini paling tidak dapat mencontoh perilaku beliau, yang tak menoleh sedikit pun dari apa yang ditugaskan Allah SWT –meski perintah tersebut amat berat baginya.

7. Berkurban Menjadi Kendaraan Akhirat
Hari raya Idul Adha mampu mendatangkan keutamaan khususnya bagi Shahibul Kurban, yaitu sebuah kendaraan di akhirat kelak.

Dimana kendaraan itu akan mempermudahkannya kelak, guna melawati sebuah jembatan menuju surga. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Ibnu Rif’ah R.A, bahwa Nabi SAW bersabda:

“ Perbesarlah kurban – kurban kalian, karena qurban itu ( nantinya ) akan menjadi kendaraan-kendaraan dalam melewati jembatan As Shirat ( jembatan di atas neraka jahanam yang menghubungkan pintu surga ) menuju surga.”

Itulah semua hikmah dan keutamaan hari raya Idul Adha yang tidak boleh dilewatkan. Maka dengan kedatangannya, semoga dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT.

The post 7 Hikmah dan Keutamaan Dahsyat Hari Raya Idul Adha appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/kisah-islami/7-hikmah-dan-keutamaan-dahsyat-hari-raya-idul-adha.html/feed 0
Pengertian Qurban Secara Lengkap https://tamanmandirisyariah.com/hadist/pengertian-qurban-secara-lengkap.html https://tamanmandirisyariah.com/hadist/pengertian-qurban-secara-lengkap.html#respond Tue, 29 Aug 2017 23:52:58 +0000 http://www.tamanmandirisyariah.com/?p=303 Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, semua umat Islam yang tidak melaksanakan haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada

The post Pengertian Qurban Secara Lengkap appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>

Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, semua umat Islam yang tidak melaksanakan haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, umat Islam sangat disunnahkan untuk berqurban dimana mereka menyembelih hewan qurban untuk kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh umat Islam di suatu daerah. Lalu apakah sebenarnya Qurban itu? Dibawah ini akan dijelaskan secara lengkap.

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان). Kurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.

Dalil Disyari’atkannya Kurban

Allah SWT telah mensyariatkan kurban dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Al-Kautsar: 1 — 3).

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagai syiar Allah. Kamu banyak memperoleh kebaikan dari padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya.” (Al-Hajj: 36).

Keutamaan Ibadah Kurban

Dari Aisyah ra, Nabi saw bersabda, “Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya Kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan Kurban. Sesungguhnya hewan Kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah Kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) Kurban itu.” (HR Tirmidzi).

Hukum Berkurban

Ibadah kurban hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Bagi orang yang mampu melakukannya lalu ia meninggalkan hal itu, maka ia dihukumi makruh. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi saw pernah berkurban dengan dua kambing kibasy yang sama-sama berwarna putih kehitam-hitaman dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelih kurban tersebut, dan membacakan nama Allah serta bertakbir (waktu memotongnya).

Dari Ummu Salamah ra, Nabi saw bersabda, “Dan jika kalian telah melihat hilal (tanggal) masuknya bulan Dzul Hijjah, dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia membiarkan rambut dan kukunya.” HR Muslim

Arti sabda Nabi saw, ” ingin berkorban” adalah dalil bahwa ibadah kurban ini sunnah, bukan wajib.

Diriwayatkan dari Abu Bakar dan Umar ra bahwa mereka berdua belum pernah melakukan kurban untuk keluarga mereka berdua, lantaran keduanya takut jika perihal kurban itu dianggap wajib.

Hikmah Kurban

Ibadah kurban disyariatkan Allah untuk mengenang Sejarah Idul Adha sendiri yang dialami oleh Nabi Ibrahim as dan sebagai suatu upaya untuk memberikan kemudahan pada hari Id, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw, “Hari-hari itu tidak lain adalah hari-hari untuk makan dan minum serta berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla.”

Syarat-syarat Qurban

Binatang yang Diperbolehkan untuk Kurban

Binatang yang boleh untuk kurban adalah onta, sapi (kerbau) dan kambing. Untuk selain yang tiga jenis ini tidak diperbolehkan. Allah SWT berfirman, “supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka.” (Al-Hajj: 34).

Dan dianggap memadai berkurban dengan domba yang berumur setengah tahun, kambing jawa yang berumur satu tahun, sapi yang berumur dua tahun, dan unta yang berumur lima tahun, baik itu jantan atau betina. Hal ini sesuai dengan hadis-hadis di bawah ini:

Dari Abu Hurairah ra berkata, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Binatang kurban yang paling bagus adalah kambing yang jadza’ (powel/berumur satu tahun).” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Dari Uqbah bin Amir ra, aku berkata, wahai Rasulullah saw, aku mempunyai jadza’, Rasulullah saw menjawab, “Berkurbanlah dengannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Jabir ra, Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian mengurbankan binatang kecuali yang berumur satu tahun ke atas, jika itu menyulitkanmu, maka sembelihlah domba Jadza’.

Berkorban dengan Kambing yang Dikebiri

Boleh-boleh saja berkurban dengan kambing yang dikebiri. Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Rafi’, bahwa Rasulullah saw berkurban dengan dua ekor kambing kibasy yang keduanya berwarna putih bercampur hitam lagi dikebiri. Karena dagingnya lebih enak dan lebih lezat.

Binatang-Binatang yang Tidak Diperbolehkan untuk Kurban

Syarat-syarat binatang yang untuk kurban adalah bintang yang bebas dari aib (cacat). Karena itu, tidak boleh berkurban dengan binatang yang aib seperti di bawah ini:
1. Yang penyakitnya terlihat dengan jelas.
2. Yang buta dan jelas terlihat kebutaannya
3. Yang sumsum tulangnya tidak ada, karena kurus sekali.
Rasulullah saw bersabda, “Ada empat penyakit pada binatang kurban yang dengannya kurban itu tidak mencukupi. Yaitu yang buta dengan kebutaan yang nampak sekali, dan yang sakit dan penyakitnya terlihat sekali, yang pincang sekali, dan yang kurus sekali.” (HR Tirmidzi seraya mengatakan hadis ini hasan sahih).
4. Yang cacat, yaitu yang telinga atau tanduknya sebagian besar hilang.

Selain binatang lima di atas, ada binatang-binatang lain yang tidak boleh untuk kurban, yaitu:

1. Hatma’ (ompong gigi depannya, seluruhnya).
2. Ashma’ (yang kulit tanduknya pecah).
3. Umya’ (buta).
4. Taula’ (yang mencari makan di perkebunan, tidak digembalakan).
5. Jarba’ (yang banyak penyakit kudisnya).

Juga tidak mengapa berkurban dengan binatang yang tak bersuara, yang buntutnya terputus, yang bunting, dan yang tidak ada sebagian telinga atau sebagian besar bokongnya tidak ada. Menurut yang tersahih dalam mazhab Syafi’i, bahwa yang bokong/pantatnya terputus tidak mencukupi, begitu juga yang puting susunya tidak ada, karena hilangnya sebagian organ yang dapat dimakan. Demikian juga yang ekornya terputus. Imam Syafi’i berkata, “Kami tidak memperoleh hadis tentang gigi sama sekali.“

Waktu Penyembelihan Hewan Kurban

Untuk kurban disyaratkan tidak disembelih sesudah terbit matahari pada hari ‘Iduladha. Sesudah itu boleh menyembelihnya di hari mana saja yang termasuk hari-hari Tasyrik, baik malam ataupun siang. Setelah tiga hari tersebut tidak ada lagi waktu penyembelihannya.

Dari al-Barra’ ra Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada hari ini (Iduladha) adalah kita salat, kemudian kita kembali dan memotong kurban. Barangsiapa melakukan hal itu, berarti ia mendapatkan sunnah kami. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum itu, maka sembelihan itu tidak lain hanyalah daging yang ia persembahkan kepada keluarganya yang tidak termasuk ibadah kurban sama sekali.

Abu Burdah berkata, “Pada hari Nahar, Rasulullah saw berkhotbah di hadapan kami, beliau bersabda: ‘Barangsiapa salat sesuai dengan salat kami dan menghadap ke kiblat kami, dan beribadah dengan cara ibadah kami, maka ia tidak menyembelih kirban sebelum ia salat’.”

Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih sebelum salat, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya. Dan barangsiapa yang menyembelih setelah salat dan khotbah, sesungguhnya ia telah sempurnakan dan ia mendapat sunnah umat Islam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Bergabung dalam Berkurban

Dalam berkurban dibolehkan bergabung jika binatang korban itu berupa onta atau sapi (kerbau). Karena, sapi (kerbau) atau unta berlaku untuk tujuh orang jika mereka semua bermaksud berkurban dan bertaqarrub kepada Allah SWT.

Dari Jabir ra berkata, “Kami menyembelih kurban bersama Nabi saw di Hudaibiyyah seekor unta untuk tujuh orang, begitu juga sapi (kerbau).” (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi)

Pembagian Daging Kurban

Disunahkan bagi orang yang berkurban memakan daging kurbannya, menghadiahkannya kepada para kerabat, dan menyerahkannya kepada orang-orang fakir. Rasulullah saw bersabda, “Makanlah dan berilah makan kepada (fakir-miskin) dan simpanlah.

Dalam hal ini para ulama mengatakan, yang afdhal adalah memakan daging itu sepertiga, menyedekahkannya sepertiga dan menyimpannya sepertiga.

Daging kurban boleh diangkut (dipindahkan) sekalipun ke negara lain. Akan tetapi, tidak boleh dijual, begitu pula kulitnya. Dan, tidak boleh memberi kepada tukang potong daging sebagai upah. Tukang potong berhak menerimanya sebagai imbalan kerja. Orang yang berkurban boleh bersedekah dan boleh mengambil kurbannya untuk dimanfaatkan (dimakan).

Menurut Abu Hanifah, bahwa boleh menjual kulitnya dan uangnya disedekahkan atau dibelikan barang yang bermanfaat untuk rumah.

Orang yang Berkurban Menyembelihnya Sendiri

Orang yang berkorban yang pandai menyembelih disunahkan menyembelih sendiri binatang kurbannya. Ketika menyembelih disunahkan membaca, “Bismillahi Allahu Akbar, Allahumma haadza ‘an?” (Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, ya Allah kurban ini dari ?[sebutkan namanya]).

Karena, Rasulullah saw menyembelih seekor kambing kibasy dan membaca, “Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma haadza ‘anni wa’an man lam yudhahhi min ummati” (Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah sesungguhnya (kurban) ini dariku dan dari umatku yang belum berkurban).” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Jika orang yang berkurban tidak pandai menyembelih, hendaknya dia menghadiri dan menyaksikan penyembelihannya.

Dari Abu Sa’id al-Khudri ra, Rasulullah saw bersabda, “Wahai Fatimah, bangunlah. Dan saksikanlah kurbanmu. Karena, setetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kau lakukan. Dan bacalah: ‘Sesungguhnya salatku, ibadahku–korbanku–hidupku, dan matiku untuk Allah Tuhan semesta Alam. Dan untuk itu aku diperintah. Dan aku adalah orang-orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah,’ Seorang sahabat lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah ini untukmu dan khusus keluargamu atau untuk kaum muslimin secara umum?’ Rasulullah saw menjawab, ‘Bahkan untuk kaum muslimin umumnya’.

Oleh KH. Ishomuddin (Dosen FAI Univ Darul Ulum Jombang) http://jombang.nu.or.id/apa-dan-bagaimana-kurban
sumber:http://www.amalqurban.com/pengertian-qurban-secara-lengkap-dengan-penjelasannya/

The post Pengertian Qurban Secara Lengkap appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/hadist/pengertian-qurban-secara-lengkap.html/feed 0
Kisah Nyata: Rekening Atas Nama Kisah Usman bin Affan RA Masih Ada Hingga Sekarang Ini https://tamanmandirisyariah.com/uncategorized/kisah-nyata-rekening-nama-kisah-usman-bin-affan-ra-masih-ada-hingga-sekarang.html https://tamanmandirisyariah.com/uncategorized/kisah-nyata-rekening-nama-kisah-usman-bin-affan-ra-masih-ada-hingga-sekarang.html#comments Mon, 19 Jun 2017 12:53:20 +0000 http://www.tamanmandirisyariah.com/?p=259 Sahabat Pecinta Yatim dan Dhuafa, ini adalah sebuah kisah nyata..Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada

The post Kisah Nyata: Rekening Atas Nama Kisah Usman bin Affan RA Masih Ada Hingga Sekarang Ini appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
Sahabat Pecinta Yatim dan Dhuafa, ini adalah sebuah kisah nyata..Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada satu bank di Saudi Arabia yang sampai saat ini menyimpan rekening atas nama USMAN BIN AFFAN.Apa kisah sebenarnya di balik pembangunan hotel ‘Usman bin Affan Ra’ yang saat ini sedang di bangun dekat Masjid Nabawi?Apakah ada anak cucu keturunan Usman saat ini yang membangunnya atas nama moyang mereka. Penasaran?Ikuti kisahnya berikut ini. Barangkali kita dapat mengambil pelajaran.Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi’ru Rumah, milik seorang Yahudi pelit dan oportunis. Dia hanya mau berbagi air sumurnya itu secara jual beli. Mengetahui hal itu, Usman bin Affan mendatangi si Yahudi dan membeli ‘setengah’ air sumur Rumah. Usman lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin.Dengan semakin bertambahnya penduduk Muslim, kebutuhan akan air jernih pun kian meningkat. Karena itu, Usman pun akhirnya membeli ‘sisa’ air sumur Rumah dengan harga keseluruhan 20.000 dirham (kl. Rp. 5 M). Untuk kali ini pun Usman kembali mewakafkannya untuk kaum Muslimin.Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun nan luas.Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.Kerajaan Saudi, melalui Kementrian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf.Dengan begitu ‘kekayaan’ Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.Di atas tanah tersebut, saat ini tengah dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari’rekening’ Usman.Pembangunan hotel tersebut kini sudah masuk tahap akhir. Rencananya, hotel ‘Usman bin Affan’ tersebut akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama.Melalui kontrak sewa ini, income tahunan yang diperkirakan akan diraih mencapai lebih 50 juta Riyal (lebih Rp. 150 M). Pengelolaan penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnyalagi disimpan di ‘rekening’ Usman bin Affan.Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut tercatat pada Dinas Tata Kota Madinahatas nama Usman bin Affan.14. Masya Allah, saudaraku, itulah ‘transaksi’ Usman dengan Allah. Sebuah perdagangan di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun…..berapa ‘keuntungan’ pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah Swt.Saudaraku hikmah lain dari kisah diatas betapa disiplinnya pihak pengelola wakaf pemerintah Arab saudi, tidak merubah wakaf seseorang meskipun pewakaf sudah meninggal ribuan tahun sebelumnya, bahkan hasil dari tanah wakaf tersebutpun tetap digunakan sesuai peruntukannya dan tetap atas nama pewakaf,….. Subhanallah.(Tarjim: ust.Asep Sobari Lc/ahmedi/voa-islam.com]

The post Kisah Nyata: Rekening Atas Nama Kisah Usman bin Affan RA Masih Ada Hingga Sekarang Ini appeared first on Yayasan Taman Mandiri Syari'ah.

]]>
https://tamanmandirisyariah.com/uncategorized/kisah-nyata-rekening-nama-kisah-usman-bin-affan-ra-masih-ada-hingga-sekarang.html/feed 2